Pages

Subscribe:

Sabtu, 07 April 2012

manusia dan Cinta Kasih

Kalau berbicara tentang kasih sayang tidak selamanya tentang percintaan antara 2 insan yang saling mencintai, mari kita lihat arti kasih sayang dari sisi yang lain, yakni kasih sayang terhadap binatang, selamat membaca.


Belakangan ini kita semua mendengarkan berita yang sangat ironi, apalagi bagi kita umat Islam, umatnya Rasulullah SAW. Di beberapa media massa, banyak diberitakan bagaimana matinya satwa-satwa langka di salah satu kebun binatang di Surabaya lantaran tidak terurus atau diterlantarkan oleh pengurusnya dengan alasan konflik internal dan sebagainya. Jika kita lihat di televisi, dalam setahun katanya terjadi ratusan satwa yang mati. Kita juga bisa melihat bagaimana harimau yang sedang sakit terabaikan begitu saja. Belum lagi cerita di kebun binatang itu hilang, beberapa nelayan di Pangandaran juga dengan ganas memotong ikan Hiu yang sedang terdampar, padahal ikan tersebut digolongkan sebagai ikan yang langka. Ada juga kasus penembakan Macan Kumbang di Jawa Barat, juga masih banyak terjadinya judi sabung ayam, dan sebagainya.

Islam sendiri adalah agama rahmah yang sangat peduli terhadap binatang. Bahkan beberapa nama dari surah di Alqur’an mengandung nama binatang seperti An Nahl, An Naml, dan sebagainya. Bahkan beberapa binatang yang diceritakan dalam Alqur’an juga kelak akan masuk surga seperti Anjingnya Ashabul Kahfi dan Burung Hudhud pada jaman Nabi Sulaiman. Di samping itu, melalui Rasulullah SAW, Allah SWT juga memperlihatkan bagaimana kasih sayang terhadap binatang itu penting.





Mengapa dalam Islam diatur mengenai Kasih Sayang Terhadap Binatang?

Kasih sayang terhadap hewan merupakan sebab bagi rahmat dan ampunan Allah. Kasih sayang Islam terhadap hewan mencapai tingkatan yang tidak terbayangkan oleh manusia, yaitu saat Rasulullah SAW memberitahukan bahwa Allah SWT mengampuni orang yang menyayangi anjing yang kehausan lantas dia memberinya minum.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Ketika seseorang berjalan, dia merasa sangat kehausan. Dia pun turun ke sumur lantas minum darinya. Kemudian dia keluar dan ternyata ada seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya. Anjing itu makan tanah karena kehausan. Orang itu berkata dalam hati, ‘Anjing ini benar-benar mengalami kehausan seperti yang aku rasakan.’ Maka dia pun segera memenuhi sepatu kulitnya dengan air kemudian memegangnya dengan mulutnya. Lalu dia naik ke atas dan memberi minum anjing itu. Allah pun membalas kebaikannya dan mengampuninya.”

Para sahabat pun bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami juga mendapat pahala terkait perbuatan baik kepada binatang?”

Beliau bersabda, “Pada setiap hati yang basah (makhluk hidup) terdapat pahala.” Pada hadits riwayat lainnya disebutkan, bahkan seandainya pun orang itu seorang yang kurang taat.

Kebalikan dari kisah di atas, seorang perempuan disiksa dalam neraka karena dia menahan seekor kucing hingga mati. Dari Abdullah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Seorang perempuan disiksa karena seekor kucing yang dikekangnya hingga mati. Dia pun masuk neraka lantaran kucing. Dia tidak memberinya makanan, tidak pula memberinya minum saat menahannya, dan dia pun tidak membiarkannya makan serangga-serangga di bumi.”

Beliau SAW pun membela unta yang terzhalimi. Dari Abdullah bin Ja’far RA, dia mengatakan, “Beliau memasuki kebun milik seorang dari kaum Anshar dan ternyata ada seekor unta. Begitu melihat Rasulullah SAW, unta itu merintih dan bercucuran air mata. Rasulullah SAW segera menghampirinya dan mengusap kedua pangkal telinganya, lantas unta itu diam. Beliau bertanya, “Siapa pemilik unta ini? Siapa pemilik unta ini?”

Seorang pemuda Anshar datang dan berkata, “Milikku, wahai Rasulullah.”

Beliau bersabda, “Tidakkah engkau takut kepada Allah terkait binatang yang dijadikan oleh Allah sebagai milikmu?! Sesungguhnya ia mengadu kepadaku bahwa engkau membiarkannya kelaparan dan engkau berlaku kasar terhadapnya.”

Rahmat kenabian mencapai tingkat yang sangat luhur saat Allah menetapkan pahala bagi manusia jika binatang-binatang dan burung-burung memakan sesuatu dari yang ia tanam meski itu tanpa didasari motivasi yang disengaja.


Dari Anas bin Malik RA, dia mengatakan, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang muslim menanam tumbuhan atau menanam tanaman lantas ada yang dimakan oleh burung-burung atau manusia atau binatang melainkan itu baginya merupakan sedekah.”


Seseorang berjalan dalam keadaan sangat kehausan, kemudian ia turun ke salah satu sumur, dan meminum airnya. Ketika ia keluar dari padanya, ternyata seekor anjing nafasnya kembang kempis memakan tanah basah karena kehausan. Ia berkata, “Sungguh anjing ini telah sampai pada kondisi yang aku sampai padanya.’Ia pun memenuhi sepatunya dengan air, menahan dengan mulutnya, naik, dan memberikan airnya kepada anjing tersebut. Ia bersyukur kepada Allah, dan Allah pun mengampuni dosa-dosanya.


Hadits shahih, riwayat Imam Al Bukhary dari Abu Hurairoh RA, dengan lafadz: Imam Al Bukhary meriwayatkan dari Abu Hurairoh RA bahwa Rosul SAW bersabda… dst.


Sesungguhnya Islam itu rahmatan lil ‘alamin, kasih sayang untuk semesta alam. Demikianlah Nabi Muhammad mengajarkan sepatah dua patah ajaran sederhana namun syarat akan makna-makna universal yang abadi.

Demikian ajaran Islam yang luhur. Betapa Agama kita ini adalah agama yang menebarkan rahmah bagi seluruh alam, hingga binatangpun kebagian berkahnya.
Wallahu ‘Alam. 






Referensi : http://mushollarapi.blogspot.com
                 http://masbadar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar